Mahkluk Bunian Deli Serdang

Nyumbang aja biar rame
http://posmetro-medan.com/index.php?...d=2760&catid=6

SUNGGAL-Mengisahkan mahluk bunian tak akan pernah habis, bahkan selalu melahirkan perasaan ingin tahu tentang fakta di balik cerita mistik makhluk ini. Berikut penelusuran pakar spiritual Ki Aria Pasma di perkampungan bunian di Tanjung Selamat dan Sunggal DS.

Menurut guru spiritual yang fokus pada olah tenaga dalam ini, penghuni perkampungan mahluk gaib di Tanjung Selamat berdampingan dengan manusia. Mahluk yang juga dikenal dengan Si Umang itu tidak akan mengganggu, jika kehidupan mereka juga tidak diusik.

Ki Aria Pasma mengaku, kehidupan orang bunian tak ubah seperti manusia. Mereka juga menikah, memiliki keluarga dan bekerja untuk menghidupi keluarganya. Pada sebuah perkampungan mahluk bunian, juga dipimpin kepala suku. Kepala suku inilah yang menetapkan peraturan – peraturan, yang harus dipatuhi dan ada juga yang tak boleh dilanggar. Dan paling utama, peraturan yang bersinggungan dengan manusia.

“Kepala suku yang memimpin masyarakat bunian itu bernama Datuk Srikardi. Daerah kekuasaannya dari kawasan Tanjung Selamat sampai Buluh China,” ungkap Ki Aria Pasma, lalu diam sesaat sembari memejamkan mata. Dalam hitungan detik, tubuhnya bergerak dan tangannya memukul bangku sebanyak 3 kali. Ia coba berkomunikasi dengan Datuk Srikardi yang selalu mengenakan jubah hitam dan penutup kepala (sorban). Kemudian ia membuka mata dan berbicata, “Kami sempat berbincang. Dia (Datuk Srikardi) menanyakan keperluan apa memanggilnya. Lalu saya bilang, hanya sekedar untuk bersilaturrahmi karena sudah beberapa tahun tak bertemu,” ujar Ki Aria Pasma yang sudah berkenalan dengan Datuk Srikardi beberapa tahun lalu.

Mereka, kata Ki Aria Pasma, bisa berinteraksi dengan manusia, yakni ketika melakukan transaksi perdagangan. Meski lebih banyak diam, namun Si Umang juga mengerti nominal rupiah yang digunakan sebagai alat pembayaran.

Pakar spritualis yang ditemui POSMETRO di Jalan Sei Belutu Medan ini juga mengatakan, orang bunian menjajakan dagangan di pasar – pasar tradisional yang letaknya tak jauh dari perkampungan mereka.

“Biasanya, mereka menjual hasil pertanian dan peternakan, juga hasil hutan ke pasar tradisional,” ujar Ki Aria Pasma sembari mengungkapkan, manusia juga bisa bertandang ke perkampungan orang bunian, namun harus memenuhi beberapa syarat : menyediakan umborampe atau nasi tumpeng, jajanan pasar dan rokok kretek.

“Jika niat kita baik, tentu akan disambut dengan baik pula denga kepala suku orang bunian itu,” tutup pria yang mengidolakan Bung Karno ini. (Jafar)



posted by belangkit (kaskuser, join Jun 2007)

Categories: Share

1 comment: